Jangan tanya apa yang telah negara berikan, tetapi apa yang telah kau berikan pada negara.” Pernyataan ini sering dilontarkan oleh para patriot untuk menjawab kritik terhadap negara dan seringkali diutarakan dengan semangat patriotisme dan kontribusi individu terhadap negara. Namun, dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78, penting bagi kita untuk mengambil waktu sejenak untuk mengkritisi dan merenung tentang makna di balik pernyataan ini.

Pernyataan ini terkadang dapat terasa merendahkan dan memaksa individu untuk menunjukkan kontribusi mereka dalam bentuk yang dapat diukur secara nyata. Hal ini mengesampingkan peran dan dampak penting yang mungkin tidak terlihat secara langsung, tetapi tetap berarti dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Kemerdekaan sebuah negara adalah hasil perjuangan kolektif selama bertahun-tahun. Berbicara tentang kontribusi individu, perlu diakui bahwa setiap warga negara memiliki peran unik dalam menjaga dan memajukan negara. Namun, menilai kontribusi hanya berdasarkan parameter yang dapat diukur, seperti pengabdian militer atau pajak penghasilan, dapat mengabaikan peran penting yang dimainkan oleh aktivis, seniman, akademisi, dan individu lainnya yang membentuk kesadaran kolektif dan arah bangsa.

Tidak semua bentuk kontribusi dapat diukur dalam angka atau statistik. Veronica Koman yang menyuarakan dan memperjuangkan hak asasi manusia di tanah Papua, mendiang Shinta Ratri yang memperjuangkan hak-hak transgender, Onno W. Purbo yang sampai saat ini masih memperjuangkan kemerdekaan internet (Ya, menyoal Internet, kita masih jauh dari kata merdeka) di Indonesia, mereka yang memberikan kontribusi luar biasa kepada Wikipedia bahasa Indonesia dan Wikipedia bahasa daerah, atau yang paling dekat dengan kita, mereka (warga Indonesia biasa) yang memilih untuk taat pada aturan walau pun kita semua tahu melanggar aturan membuat hidup sedikit lebih mudah. Semua itu adalah kontribusi yang mungkin tidak terukur dalam skala tradisional, tetapi tetap berharga dan penting.

Dalam konteks peringatan Hari Kemerdekaan, penting untuk menghormati semua jenis kontribusi dan memahami bahwa makna sejati dari kemerdekaan tidak hanya terletak pada pencapaian atau prestasi, tetapi juga pada perkembangan moral dan intelektual bangsa. Kita dapat merayakan kemerdekaan dengan menghargai semua upaya untuk menjaga nilai-nilai tersebut hidup, bukan hanya kontribusi yang mudah diukur.

Dengan demikian, semangat Hari Kemerdekaan seharusnya tidak hanya berfokus pada kontribusi individu yang dapat diukur secara nyata semata, tetapi juga harus melihat dan mengakui bahwa ada banyak cara lain untuk berkontribusi terhadap bangsa dan negara yang tidak bisa diukur menggunakan semua parameter-parameter itu.